Lidik Pro Takalar, PPMI Sulsel (Perkumpulan Persaudaraan Muslim Internasional ) , JOIN ( Jurnalis Online Indonesia )dan FPG (Forum Pemerhati Galesong) berkolaborasi menggelar Diskusi Publik di Warkop Agung Ngopi, Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar pada (26/7/2021).
Diskusi Publik ini bertemakan “Eksistensi Pancasila Sebagai Ideologi Berbangsa dan Bernegara Dalam Bingkai NKRI” dihadiri puluhan Pemuda dan Tokoh Ormas Islam yang ada di Takalar.
Mulai dari kalangan pemuda Muhammadiyah, Pemuda Anshor, Pemuda Karang Taruna Kecamatan Galesong, hingga Pengurus Perkumpulan Persaudaraan Muslim Internasional di Kabupaten Takalar yang juga sebagai pendukung suksesnya acara dalam diskusi publik itu.
Hadir dalam diskusi publik itu, Ketua LIDIK PRO Takalar (Anriadi, Amd.Kep Dg.Naba) yang juga merupakan Wakil Ketua DPD Takalar, Ketua Karang Taruna Kecamatan Galesong (Rifai Jayandi), Ketua Banser Kabupaten Takalar (Asrul Magau), Sekretaris PPMI DPD II Takalar (Ustad Syam,S.Pd).
Ketua Dewan Pembina Karang Taruna Desa Pa’lalakkang (Muh.Tasyrik Dekal), Sekretaris FPG Pusat (Ustad.Jamaluddin Ago,S.Ag), Ketua 1 PPMI DPD I Sulsel (Ustad Sirajuddin,S.Pdi), Bendahara Umum PPMI DPD I Sulsel (Ustad Jamaluddin Manda,SE), Ketua Partai Perindo Kabupaten Takalar (Kamba Siriwa), Wakil Ketua Jurnalis Online Indonesia Kabupaten Takalar (Makmur Dg.Pasang), Ketua JOIN Takalar (Aimal Situru), Ketua DPP LIDIK PRO Sulsel (Muh. Kemal,S.Pd.,M.Si) serta tokoh-tokoh ormas lainnya.
Globalisasi Tak Dapat Dihindari
Narasumber dalam acara diskusi publik ini, Ustad Jamaluddin Ago, S.Ag saat membawakan materi diskusi publik mengatakan bahwa pancasila sudah final dan tak bisa diubah lagi dan tugas serta pekerjaan rumah kita bersama adalah bagaimana menjaga nilai-nilai pancasila dalam berbangsa dan bernegara dengan ruang lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),”tegasnya Sekjen Forum Pemersatu Galesong (FPG).
Sementara Ustad Jamaluddin Manda, SE dalam diskusi publik menyampaikan bahwa kondisi bangsa Indonesia saat ini dapat diidentifikasikan dengan melihat prilaku dan kepribadian masyarakat Indonesia yang tercermin dari tingkah laku kita sehari-hari.
Globalisasi tidak bisa dihindarkan. Globalisasi telah menjadikan semua Negara seakan tiada batas. Untuk itu perlunya Pancasila sebagai penyaring dari arus Globalisasi.
Perlunya pembudayaan nilai-nilai Pancasila tidak sekedar memahami saja, namun harus dihayati dan diwujudkan dalam pengalamannya oleh setiap diri pribadi dan seluruh masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan untuk melaksanakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila,”ucap Bendahara Umum PPMI DPD I Sulsel itu yang juga adalah Alumni Aksi 212 di Jakarta.
Ditempat yang sama, Asrul Magau mewakili Pemuda Banser NU mengungkapkan bahwa pancasila sebagai dasar negara kita sudah termaktub di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan itu sudah final, maka dari itu keberadaan pancasila tak bisa ditawar-tawar lagi ataupun digantikan oleh Ideologi lain,”tegas Asrul Magau.
Dari sisi pandangan tokoh pemuda lainnya, Muh.Tasyrik menyampaikan bahwa ia mengapresiasi kegiatan yang telah diselenggarakan oleh PPMI, LIDIK PRO, DPD JOIN Takalar, dan Forum Pemerhati Galesong (FPG).
Dirinya pun menyampaikan jika Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai arti bahwa Pancasila menjadi pedoman bagi setiap perilaku Bangsa Indonesia.
Perilaku setiap warga Negara harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, sehingga bangsa Indonesia mempunyai kepribadian dan jati diri sendiri yang membedakan dengan bangsa-bangsa lain di Dunia. Karakter bangsa Indonesia akan ditentukan oleh Implementasi Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa,”jelasnya Muh.Tasyrik.
Dengan tetap menjaga dan mengedepankan Protokol Kesehatan, kegiatan diskusi publik ini berlangsung dari sore hingga jelang magrib dan diakhiri dengan deklarasi bersama sebagai wujud dukungan bersama dalam menjaga Eksistensi Pancasila serta Mendukung Pemerintah Dalam Menjaga Keutuhan NKRI.”(**).